Judul : Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes
link : Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes
Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes
KONSEP PERAWATAN PASIEN NIFAS DENGAN DIAGNOSA DOENGOES
Edited by Blogger
foto : trikmenjagakehamilan. blogspot.co.id |
Asuhannursingonline-
Mengerti ilmu kebidanan yang notabene juga sebagian dari ilmu
keperawatan sangatlah penting, maka dari itu kami merangkumkan konsep
perawatan pasien nifas. Untuk Askep dan Laporan Pendahuluan Ibu Nifas
kurang lebih sama dengan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
KONSEP PERAWATAN PASIEN NIFAS
a. Pengertian Nifas
Definisi menurut ahli :
Masa
puerperium atau yang lebih dikenal dengan masa nifas yaitu mulai
setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan
tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Wiknjosastro, 2002: 237).
Masa
nifas adalah masa pulih kembali dimulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lamanya 6-8 minggu.
(Mochtar, R. 1998: 115).
b. Periode nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode:
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3)
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau sewaktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan. (Manuaba, 1999: 117).
c. Perubahan Fisiologis Maternal Pada periode Pasca Partum
Perubahan fisiologis pada ibu post partum adalah sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi dan struktur terkait dalam proses involusi.
(1) Uterus
Proses
kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut
involusi. Proses ini mulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada
akhir tahap ke-3 persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2
cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium
sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus
sewaktu usia kehamilan 16 minggu kira-kira sebesar grapefruit (jeruk
asam) dan beratnya kira-kira 1000 gram.
Dalam
waktu 12 jam tinggi fundus uteri mencapai ± 1 cm di atas umbilicus.
Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke-6 pasca partum
fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilicus dan simfisis
pubis. Pada hari ke-9 uterus tidak dapat dipalpasi pada abdomen. Uterus
yang pada waktu penuh beratnya 11 x berat sebelum hamil, berinvolusi
menjadi 500 gram. Satu minggu setelah melahirkan 300 gram sampai dua
minggu setelah lahir. Pada minggu ke-6 beratnya menjadi 50-60 gram.
(2) Kontraksi
Selama
1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang
dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus selama ini, biasanya suntikan oksitosin secara
intravena dan intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir.
(3) Afterpains
Rasa
nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di
tempat uterus terlalu teregang (misal: pada bayi besar, kembar) menyusui
dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri karena keduanya
merangsang kontraksi uterus.
(4) Tempat plasenta
Segera
setelah plasenta lahir dan ketuban dikeluarkan kontraksi vascular dan
trombosis menurun tempat plasenta kesatu area yang meninggi dan bernodul
tidak teratur. Proses penyembuhan yang unik ini memerlukan endometrium
menjalankan siklusnya seperti biasa dan memungkinkan inplantasi dan
plasenta untuk kehamilan di masa yang akan datang.
(5) Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir disebut lochea.
(6) Serviks
Serviks
menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan 18 jam pasca partum, servik
memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk
semula, muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup
secara bertahap. 2 jari mugkin masih dapat dimasukkan kedalam muara
serviks pada hari ke-4 sampai ke-6 pasca partum, tetapi hanya tangki
kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2.
(7) V.agina dan perineum
V-agina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir.
(8) Topangan otot panggul
Jaringan
penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan
memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk kembali tonus semula yang disebut
relaksasi panggul, struktur ini terdiri atas uterus, dinding vagina
posterior atas, uretra, kandung kemih dan rectum
b. Sistem Endrokin
(1) Hormon Plasenta
Pengeluaran
plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi
oleh organ tersebut. Penurunan hormon human placental lactogen (hPL),
estrogen, dan kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara
bermakna pada masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai
kira-kira satu minggu post partum. (Bowes, 1991: 1)
(2) Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu
dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Pada wanita tidak menyusui,
ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah melahirkan, dengan
waktu rata-rata 70 sampai 75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata
terjadinya ovulasi sekitar 190 hari. (Bowes, 1991: 2).
c. Abdomen
Apabila
wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam 2
minggu setelah melahirkan dinding abdomen wanita itu akan rileks.
d. Sistem urinarius
Perubahan
hormonal pada masa hamil (kadar steroid tang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1
bulan setelah wanita melahirkan. (Bobak, 2005: 496-502)
e. Sistem Pencernaan
(1) Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan.
(2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang sikat setelah bayi lahir.
(3) Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan.
f. Payu-dara
Konsentrasi
hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita (estrogen,
progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol dan
insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
(1) Ibu tidak menyusui
Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui, kadar prolaktin akan turun dengan cepat.
(2) Ibu yang menyusui
Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu yang terisi berubah posisi dari hari ke hari.
g. Sistem Kardiovaskuler
(1) Volume darah
Perubahan
volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya kehilangan darah
selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan
ekstravaskuler (edema fisiologis).
(2) Curah jantung
Denyut
jantung setelah melahirkan akan meningkat bahkan lebih tinggi selama
30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta
tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
(3) Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat dan pasti terjadi.
(4) Varises
Varises di tungkai dan di sekitar anus (hemoroid) sering dijumpai pada wanita hamil.
h. Sistem Neurologi
Rasa tidak nyaman neurologist yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah wanita melahirkan.
i. Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi sistem musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik pada masa pasca partum.
j. Sistem integument
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
k. Sistem Kekebalan
Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah isoimunisasi Rh ditetapkan.
(Bobak, 2005: 496-502)
2. Perawatan Pasca Persalinan
1) Perawatan pasca persalinan adalah sebagai berikut
a) Mobilisasi
Mobilisasi
sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau
sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini
mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. ini berguna untuk
memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan va-gina (lochea).
(Zietraelmart Multiple, 25/08/09 : 1)
b) Diet
Makanan
harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c) Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
d) Defekasi
Buang
air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika belum bisa
dilakukan klisma.
e) Perawatan payu-dara
Perawatan
mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post partum normal adalah sebagai berikut:
a. Nyeri (akut) b.d trauma mekanik, edema atau pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
b.
Menyusui in efektif b.d tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya,
usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur atau karakteristik fisik
payudara ibu.
c. Resiko tinggi
infeksi b.d trauma jaringan dan atau kerusakan kulit, penurunan Hb,
prosedur invasif dan atau peningkatan pemajanan lingkungan, ruptur
keluban lama, mal nutrisi.
d. Perubahan eliminasi urine b.d efek-efek hormonal, trauma mekanis, edema jaringan, efek-efek anesthesia.
e. Kekurangan volume cairan b.d penurunan masukan atau pergantian tidak adekuat, kehilangan cairan belebihan.
f.
Kelebihan volume cairan b.d perpindahan cairan setelah kelahiran
plasenta, ketidaktepatan pergantian cairan, efek-efek infus oksitosis,
adanya HKK.
g. Konstipasi b.d penurunan tonus otot, efek-efek progesterone, dehidrasi, kelebihan analgesia, kurang masukan, nyeri perineal.
h. Perubahan menjadi orang tua b.d kurang dukungan diantara atau dari orang terdekat, kurang pengetahuan, adanya stressor.
i.
Gangguan pola tidur b.d respon hormonal dan psikologis, nyeri atau
ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.
j.
Kurang pengetahuan b.d kurang pemajanan atau mengingat, kesalahan
interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber. (Doenges, 2001: 388)
Itu tadi adalah Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes
baiklah Demikianlah artikel Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes Kita kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya di asuhannursingonline.blogspot.com.
Anda sekarang membaca artikel Asuhan Keperawatan Pasien Nifas berdasarkan Doengoes dengan alamat link https://asuhannursingonline.blogspot.com/2018/05/konsep-perawatan-pasien-nifas-dengan.html
0 komentar
Posting Komentar